PERCAKAPAN ROHANI
Panduan Percakapan Rohani dalam Kelompok
Berbagi pengalaman dan buah-buah rohani membuka jalan bagi Roh Kudus - yang terus berbicara kepada kita - melalui kata-kata orang lain dan bahkan melalui kata-kata yang kita ucapkan. Hal ini juga merupakan latihan membangun ikatan dalam komunitas.
Kuncinya adalah mendengarkan dengan penuh perhatian dan rasa hormat terhadap apa yang diceritakan atau dibagikan. Menerima apa yang dikatakan dengan rasa syukur, tanpa menghakimi, mengomentari atau menilainya. Setiap pengalaman itu berharga.
Pentingnya membuat persiapan. Kita dapat meluangkan waktu sejenak untuk mencatat apa yang ingin kita bagikan, agar kita tidak sibuk dengan diri kita sendiri ketika sahabat kita sedang berbagi pengalaman di dalam kelompok.
Berbagi dalam percakapan rohani bersifat rahasia. Di luar kelompok, kita tak perlu membicarakan apa yang telah dibagikan oleh orang lain (kecuali jika kita mendapat izin dari yang bersangkutan).
Kita menggunakan kata “saya” ketika berbicara, dan bukan “kami” atau “kamu”, bertanggung jawab atas apa yang kita katakan. Kita berbicara dengan singkat, padat, dan jelas, bukan khotbah, pengajaran, atau penyelesaian masalah pribadi kita.
Waktu hening - dalam suasana doa - adalah tepat dan perlu, menjaga keheningan sejenak setelah setiap orang berbagi. Orang yang sedang berbicara tidak boleh disela, kecuali jika waktu melewati batas.
Sebelum memulai percakapan rohani, idealnya, kita menentukan waktu bersama dan memilih seorang moderator untuk mengatur waktu tiga putaran serta mencatat pokok-pokok sharing
Panduan Sharing Kelompok
Usulan Waktu Percakapan Rohani
Alangkah baiknya bila dalam dinamika retret bersama disediakan waktu khusus yang disepakati untuk percakapan rohani. Kami mengusulkan setidaknya dapat diupayakan minimal tiga kali percakapan rohani:
Pertama, setelah para nostri merenungkan secara pribadi makna Formula Instituti dalam menghidupi panggilan sebagai Jesuit.
Kedua, setelah para nostri merenungkan mengenai tema kerasulan orang muda dan promosi panggilan
Ketiga, hari terakhir, saat para nostri dapat membagikan buahbuah rohani setelah retret.