Hidupku sejak Retret Terakhir

Satu atau dua langkah di depan tempatku berkontemplasi atau bermeditasi, aku berdiri selama satu doa Bapa Kami. Jiwa kuarahkan ke atas, menimbang-nimbang bagaimana Allah Tuhan kita melihat aku, dst; dan membuat laku penghormatan atau perendahan diri (LR. 75).
… Allah juga tinggal dalam aku (LR. 235).

Doa Persiapan

Tuhan Allah kami, aku memohon rahmat-Mu agar semua niat, tindakan, dan pekerjaanku dapat diarahkan secara tulus untuk melayani dan memuji Keagungan Ilahi-Mu (LR. 46).


Compositio Loci

Aku mencoba mengingat dengan jelas semua tempat, pribadi-pribadi, dan tempat perutusan saat ini atau sebelum retret terakhirku.


Rahmat yang dimohon

Mengenali kehadiran dan merasakan karya Tuhan dalam hidup-perutusanku serta mensyukurinya secara mendalam.


Puncta

Sebagai Jesuit dan sama seperti para Rasul, kita telah diutus untuk menghidupi sebuah misi. Retret tahunan kita adalah panggilan untuk kembali pada Yesus dan momen berahmat untuk menceritakan kepada-Nya apa yang telah kita lakukan seraya terus membuka diri terhadap pesan-pesan untuk hidup ke depan.

Dalam doa, marilah kita renungkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang telah kukerjakan sejak retret terakhirku? Ke mana aku telah diutus, ke mana aku pergi, bagaimana pengalamanku sebelum memasuki retret ini?
  2. Apa yang telah Tuhan berikan, atau tunjukkan padaku sejak retret terakhir? Di mana Ia kurasakan hadir, ke mana aku dituntun oleh-Nya dan ke mana Ia memanggilku?
  3. Apa saja pengalaman kunci dan tantangan terbesar yang kualami sejak retret terakhir? Apa yang dapat kusyukuri?

Colloquy

Percakapan dilakukan dengan wawancara sewajarnya, seperti seorang sahabat dengan sahabat atau seorang abdi dengan tuan. Ada kalanya memohon rahmat, ada kalanya mempersalahkan diri atas sesuatu perbuatan yang tidak baik lain kali memberitahukan soal-soalnya dan meminta nasihat atas hal-hal itu. Diakhiri dengan doa Bapa Kami satu kali (LR. 54).


Refleksi

Setiap kali latihan selesai, selama seperempat jam, entah dengan duduk entah sambil berjalan-jalan, aku akan memeriksa, bagaimana berlangsungnya kontemplasi atau meditasi tadi.

Jikalau buruk, akan kuperiksa sebab-sebabnya mengapa begitu, dan setelah kudapat, aku akan menyesalinya, untuk selanjutnya memperbaiki diri. Jikalau baik, aku akan berterima kasih kepada Allah Tuhan kita, dan lain kali akan kulakukan secara demikian juga. (LR. 77)