Kesaksian Hidup Jesuit di Zaman ini
Satu atau dua langkah di depan tempatku berkontemplasi atau bermeditasi, aku berdiri selama satu doa Bapa Kami. Jiwa kuarahkan ke atas, menimbang-nimbang bagaimana Allah Tuhan kita melihat aku, dst; dan membuat laku penghormatan atau perendahan diri (LR. 75).
… Allah juga tinggal dalam aku (LR. 235).
Doa Persiapan
Tuhan Allah kami, aku memohon rahmat-Mu agar semua niat, tindakan, dan pekerjaanku dapat diarahkan secara tulus untuk melayani dan memuji Keagungan Ilahi-Mu (LR. 46).
Compositio Loci
Mengingat-ingat warisan kasih dan pelayanan Paus Fransiskus lewat perjalanan hidup seorang Jesuit bernama Jorge Mario Bergoglio. Melihat kesaksian hidupnya sebagai seorang Jesuit sejati yang menghidupi Latihan Rohani dan itu dirasakan oleh dunia.
Rahmat yang dimohon
Kesetiaan dalam panggilan untuk berjalan bersama Yesus yang tersalib dan bangkit dan kehendak yang kuat untuk bersaksi sebagai religius di zaman ini.
Puncta
Hidup Paus Fransiskus penuh dengan nilai-nilai Injil. Dia menjadi gambaran manusia Latihan Rohani di dunia modern ini. Hidupnya berakar pada Kristus, sehingga perubahan dunia tak mampu mengombang-ambingkannya. Hidupnya menjadi simbol hangatnya kasih Allah bagi siapapun. Seraya mengenang dan belajar dari Paus Fransiskus, kira ingin merefleksikan kesaksian hidup kita di zaman ini.
- Dari tulisan Pater Jenderal tentang Warisan Kasih dan Pelayanan Paus Fransiskus, apa yang paling berkesan dan ingin kuteladani dalam hidupku sebagai Jesuit?
- Dalam diri Paus Fransiskus, kita melihat pribadi yang hidupnya berpusat pada Kristus dan pelayanannya senantiasa terarah pada “kemuliaan Tuhan yang lebih besar”. Bagaimana aku melihat hidupku saat ini, apakah preferensi apostolikku sungguh terarah pada kemuliaan Tuhan yang lebih besar? Apakah yang menjadi pusat hidupku dan pusat pelaksanaan tugas perutusanku? Hal-hal apa yang kuyakini bisa mendukungku untuk selalu berpusat dan berkiblat kepada Tuhan: waktu dan cara doa, rekoleksi dan retret, persahabatan, bentuk-bentuk ongoing formation pribadi dan sehari-hari?
- Paus Fransiskus adalah “manusia paskah” yang membawa sukacita Injil sampai ke tepian dunia. Apa yang ingin aku perbarui dalam diriku agar hidup dan pelayananku senantiasa memancarkan sukacita kebangkitan?
Colloquy
Percakapan dilakukan dengan wawancara sewajarnya, seperti seorang sahabat dengan sahabat atau seorang abdi dengan tuan. Ada kalanya memohon rahmat, ada kalanya mempersalahkan diri atas sesuatu perbuatan yang tidak baik lain kali memberitahukan soal-soalnya dan meminta nasihat atas hal-hal itu. Diakhiri dengan doa Bapa Kami satu kali (LR. 54).
Refleksi
Setiap kali latihan selesai, selama seperempat jam, entah dengan duduk entah sambil berjalan-jalan, aku akan memeriksa, bagaimana berlangsungnya kontemplasi atau meditasi tadi.
Jikalau buruk, akan kuperiksa sebab-sebabnya mengapa begitu, dan setelah kudapat, aku akan menyesalinya, untuk selanjutnya memperbaiki diri. Jikalau baik, aku akan berterima kasih kepada Allah Tuhan kita, dan lain kali akan kulakukan secara demikian juga. (LR. 77)
Repetisi dan Pengenaan Panca Indra (Aplicatio Sensuum)
Latihan kedua dan ketiga (waktu berdoa) ... adalah pengulangan dan yang terakhir dengan menggunakan panca indra untuk doa sebelumnya. “Karena bukan berlimpahnya pengetahuan, melainkan merasakan dan mencecap dalam-dalam kebenarannya itulah yang memperkenyang dan memuaskan jiwa” (LR. 2).