Identitas Jesuit: Persahabatan dengan Yesus
Satu atau dua langkah di depan tempatku berkontemplasi atau bermeditasi, aku berdiri selama satu doa Bapa Kami. Jiwa kuarahkan ke atas, menimbang-nimbang bagaimana Allah Tuhan kita melihat aku, dst; dan membuat laku penghormatan atau perendahan diri (LR. 75).
… Allah juga tinggal dalam aku (LR. 235).
Doa Persiapan
Tuhan Allah kami, aku memohon rahmat-Mu agar semua niat, tindakan, dan pekerjaanku dapat diarahkan secara tulus untuk melayani dan memuji Keagungan Ilahi-Mu (LR. 46).
Compositio Loci
Aku mengingat sepenuh-penuhnya konteks hidup harianku, wajah setiap pribadi yang kutemui di dalam komunitas, para sahabat yang ada bersamaku dalam satu Provinsi, mereka yang ada di tempat kerasulan dan juga semua di sekitarku.
Rahmat yang dimohon
Mohon pengertian yang mendalam akan Formula Instituti sehingga aku dapat semakin menghidupi identitas sebagai Jesuit dan menjelmakan kharisma Serikat Jesus secara lebih autentik.
Puncta
- FI menyebut Institut sebagai “jalan menuju Tuhan”: Tuhan adalah tujuan dan Serikat adalah salah satu sarana. Apa maknanya bagiku?
- Selalu ada bahaya, kata Ignatius, “menjadikan sarana sebagai tujuan, dan tujuan sebagai sarana” (LR. 169). Bagaimana pengalaman hidup dan perutusanku terkait dengan tujuan dan sarana ini? Apakah Allah sungguh menjadi tujuan yang kutatap, atau jangan-jangan Serikat hanyalah sarana untuk mencapai “tujuan” pribadiku sendiri (karir, posisi, kehormatan)?
- Yesus adalah Sahabat dan Jalan yang di dalamnya kita merasul secara aktif, berziarah menuju Allah. Apa artinya bagiku? Bagaimana aku menjalin persahabatan yang lebih personal dan dekat dengan Yesus? Sudahkah jalanku juga makin terarah pada jalan-Nya?
- Bagaimana sejauh ini aku memberi perhatian pada gerak-gerak Roh di dalam batinku? Apa yang dapat membantuku bertumbuh dalam diskresi, baik secara pribadi maupun bersama dalam komunitas Jesuit?
Colloquy
Percakapan dilakukan dengan wawancara sewajarnya, seperti seorang sahabat dengan sahabat atau seorang abdi dengan tuan. Ada kalanya memohon rahmat, ada kalanya mempersalahkan diri atas sesuatu perbuatan yang tidak baik lain kali memberitahukan soal-soalnya dan meminta nasihat atas hal-hal itu. Diakhiri dengan doa Bapa Kami satu kali (LR. 54).
Refleksi
Setiap kali latihan selesai, selama seperempat jam, entah dengan duduk entah sambil berjalan-jalan, aku akan memeriksa, bagaimana berlangsungnya kontemplasi atau meditasi tadi.
Jikalau buruk, akan kuperiksa sebab-sebabnya mengapa begitu, dan setelah kudapat, aku akan menyesalinya, untuk selanjutnya memperbaiki diri. Jikalau baik, aku akan berterima kasih kepada Allah Tuhan kita, dan lain kali akan kulakukan secara demikian juga. (LR. 77)
Repetisi dan Pengenaan Panca Indra (Aplicatio Sensuum)
Latihan kedua dan ketiga (waktu berdoa) ... adalah pengulangan dan yang terakhir dengan menggunakan panca indra untuk doa sebelumnya. “Karena bukan berlimpahnya pengetahuan, melainkan merasakan dan mencecap dalam-dalam kebenarannya itulah yang memperkenyang dan memuaskan jiwa” (LR. 2).